Review Ngaretz Film "Di Ambang Kematian"
Review Ngaretz "Di Ambang Kematian"
Overall Rate: 7.5/10
Horror Rate: 8/10
Gore Rate: 6.8/10
Jump Scare Rate: 6/10
Synopsis:
Paska kematian ibunya yang tragis, Nadia (Taskya Namya) mengetahui bahwa ayahnya (Rifnu Wikana) terlanjur melakukan pesugihan yang menuntut nyawa manusia. Demi mencegah kematian berikutnya, Nadia, adik dari Yoga (Wafda) dan sang ayah harus menempuh ritual-ritual khusus. Namun, tetap saja Iblis di balik pesugihan itu terus mengintai. Hal ini membuat Nadia dan keluarganya terus hidup bagai di ambang kematian. (Source: 21cineplex)
Paska kematian ibunya yang tragis, Nadia (Taskya Namya) mengetahui bahwa ayahnya (Rifnu Wikana) terlanjur melakukan pesugihan yang menuntut nyawa manusia. Demi mencegah kematian berikutnya, Nadia, adik dari Yoga (Wafda) dan sang ayah harus menempuh ritual-ritual khusus. Namun, tetap saja Iblis di balik pesugihan itu terus mengintai. Hal ini membuat Nadia dan keluarganya terus hidup bagai di ambang kematian. (Source: 21cineplex)
Pros:
- Cerita di film ini ngambil/based on dari kisah nyata di thread X @jeropoint, jadi lebih terasa realistis daripada yang horor fiksi/buatan/karangan penulis.
- Pesan moral dari impact pesugihannya dapet banget, jadi yang ditonjolkan bukan cuma kengerian kejendrang kejendreng dan horornya aja tapi pesan moralnya juga.
- Feeling sedih sepanjang film dapet banget, ga kerasa tiap beberapa adegan aku nangis apalagi scene menuju terakhir terutama dari scene Nadia ingin hidup seperti manusia walau hanya sebentar, satu lagi scene Nadia dan Bapak di meja makan sampai film berakhir.
- Abs Bapak Suyatmo bagus euy *maaf banget tapi sepanjang film salah fokus sama sixpack Bapak Suyatmo.
- Dibanding KKN di Desa Penari yang juga diambil dari thread, film Di Ambang Kematian lebih berhasil sebagai film horor. KKN di Desa Penari sampai yang extended pun masih kayak film azab.
- Adegan-adegan horornya berhasil membuatku agak nutup-nutup mata dikit pake tas.
- Film horor ini menurutku biasa aja (bukan yang jelek atau yang bagus banget), ga beda jauh sama film horor tema pesugihan lainnya. Kebetulan aku memang penikmat film horor terutama horor Indonesia. Walaupun belum ngikutin semua, tapi mostly udah nonton.
- Jump scare oke punya lah, memang ngagetin tapi makin ke belakang makin ketebak letak jump scare nya dimana aja.
- Gore nya lumayan tapi untuk preferensiku masih biasa aja, cuma ada satu yang cukup membekas, waktu awal-awal masih cukup bergidik apalagi yang pas muka ibu, tapi makin ke belakang makin hem oke aja (buat yang ga biasa nonton horor emang bikin merinding sekujur tubuh, tapi yang biasa nonton horor, gore, thriller ini akan terasa oke aja).
- Film ini overall agak gelap. Literal meaning of gelap ya kayak film mati lampu, jadi banyak scene yang emang perlu mata yang sehat dan kuat untuk nangkep apa yang terjadi (kebetulan saya agak minus jadi perlu agak memicingkan mata buat nangkep hal-hal yang terjadi kalau lampunya sudah mati).
- Film ini cukup banyak narasinya apalagi tengah ke belakang jadi buat movie lovers yang bosenan ya sabar aja.
- Jujur, karakter Nadia disini agak aneh antara beban dan ga beban. Nadia kecilnya juga sistem karakternya bisa lebih dikembangin. Nadia remaja agak bikin kesel juga sih.
Overall:
Film ini sangat worth it untuk ditonton. Tapi untuk 2nd time aku ga dulu, tapi kalo kalian obsessed sama badan Pak Suyatmo ya mangga 100x juga boleh. Film ini ga beda jauh sama film horor pesugihan lainnya bahkan menurutku ada film pesugihan yang lebih ngeri dari ini, cuma untuk pesan moral film ini dapet banget karna cukup detail ya nyeritain impact pesugihan dan keserakahannya.
Aku kebetulan preferensinya seperti ini, aku cukup sering nonton film atau series yang ngangkat tema witch atau perdukunan kayak Sabrina, AHS: Coven, atau Ratu Ilmu Hitam jadi udah ga kaget lagi liat tumbal kambing, iblis kambing kaya gini atau film dengan banyak darah. Mungkin bagi beberapa orang abis nonton ini jadi trauma dikit sama daging kambing, pintu lemari kebuka, sama renovasi tapi aku abis nonton film ini malah pengen makan sate kambing. Pesan moral, jangan serakah. Pesugihan Kandang Bubrahnya ga salah (ya tapi jangan pesugihan juga) tapi karena keserakah Pak Suyatmo yang "kawin" dengan setan kambing yang bikin keluarganya hancur.
Sekian
- DVZ
Komentar
Posting Komentar